Ditinjau oleh Hana Kamilah, M.Psi., Psikolog 25 September 2024

Anxiety atau kecemasan merupakan gangguan mental yang semakin umum dialami oleh banyak orang di era modern ini.

Dalam kehidupan sehari-hari, perasaan cemas memang wajar, namun ketika kecemasan menjadi berlebihan dan mengganggu aktivitas, hal tersebut bisa menjadi tanda dari gangguan anxiety.

Artikel ini akan membahas secara mendalam mengenai gejala anxiety, agar kita bisa mengenali dan menanganinya dengan tepat.

Apa Itu Anxiety?

Anxiety adalah respon alami tubuh terhadap stres. Hal ini sering kali terjadi ketika seseorang menghadapi situasi yang menantang, seperti presentasi penting, wawancara kerja, atau masalah pribadi.

Namun, pada beberapa orang, kecemasan ini bisa terjadi tanpa alasan yang jelas dan berlangsung terus menerus, sehingga mengganggu kualitas hidup mereka.

Gejala Fisik Anxiety

Gejala fisik dari anxiety sering kali menyerupai gangguan kesehatan lainnya, sehingga sulit untuk diidentifikasi.

Namun, beberapa gejala fisik yang paling umum meliputi:

  1. Jantung berdebar-debar: Penderita anxiety sering mengalami detak jantung yang cepat, seolah-olah mereka sedang menghadapi bahaya meskipun tidak ada ancaman yang nyata.
  2. Sesak napas: Perasaan seperti sulit bernapas atau tercekik adalah salah satu gejala fisik yang paling umum dari anxiety.
  3. Keringat berlebih: Orang yang mengalami kecemasan sering kali mengeluarkan keringat lebih banyak dari biasanya, terutama di tangan, kaki, dan ketiak.
  4. Pusing dan sakit kepala: Kecemasan bisa menyebabkan pusing, dan dalam beberapa kasus, penderita juga bisa mengalami sakit kepala kronis.
  5. Tremor atau gemetar: Tubuh bisa bergetar tanpa sebab yang jelas, terutama pada tangan dan kaki.
  6. Mual dan masalah pencernaan: Beberapa penderita anxiety juga mengalami masalah pada sistem pencernaan, seperti mual, kembung, dan diare.

Gejala Psikologis Anxiety

Gejala psikologis dari anxiety sering kali lebih sulit diidentifikasi dibandingkan dengan gejala fisik. Namun, gejala-gejala ini bisa berdampak besar pada kehidupan sehari-hari seseorang:

  1. Khawatir berlebihan: Penderita anxiety sering kali merasa khawatir yang berlebihan tentang hal-hal yang sepele atau bahkan tidak jelas.
  2. Rasa takut yang tidak rasional: Mereka bisa merasa takut terhadap situasi atau objek tertentu yang sebenarnya tidak berbahaya.
  3. Kesulitan berkonsentrasi: Pikiran yang dipenuhi dengan kecemasan membuat seseorang sulit untuk fokus atau menyelesaikan tugas dengan baik.
  4. Iritabilitas: Penderita anxiety sering kali merasa mudah marah atau tersinggung, bahkan terhadap hal-hal kecil.
  5. Perasaan tidak aman: Mereka merasa seperti selalu dalam keadaan bahaya atau akan terjadi sesuatu yang buruk, meskipun tidak ada ancaman yang jelas.

Jenis-Jenis Gangguan Anxiety

Gangguan kecemasan tidak hanya muncul dalam satu bentuk, ada beberapa jenis gangguan anxiety yang umum, di antaranya:

  1. Gangguan Kecemasan Umum (Generalized Anxiety Disorder): Orang dengan gangguan ini cenderung khawatir secara berlebihan tentang berbagai hal dalam kehidupan sehari-hari, bahkan tanpa alasan yang jelas.
  2. Gangguan Panik: Ditandai dengan serangan panik yang tiba-tiba dan intens, yang sering kali disertai dengan gejala fisik seperti jantung berdebar, sesak napas, dan pusing.
  3. Fobia Spesifik: Ketakutan yang tidak rasional terhadap objek atau situasi tertentu, seperti takut pada ketinggian, ruang tertutup, atau binatang tertentu.
  4. Gangguan Kecemasan Sosial (Social Anxiety Disorder): Penderita merasa takut berlebihan dalam situasi sosial, seperti berbicara di depan umum atau bertemu orang baru.
  5. Gangguan Obsesif-Kompulsif (Obsessive-Compulsive Disorder/OCD): Ditandai dengan pikiran obsesif yang mengganggu dan perilaku kompulsif untuk meredakan kecemasan.

Faktor Penyebab Anxiety

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan anxiety, antara lain:

  1. Faktor Genetik: Gangguan kecemasan sering kali diturunkan dalam keluarga, menunjukkan adanya komponen genetik yang kuat.
  2. Trauma Masa Kecil: Pengalaman traumatis di masa kecil, seperti kekerasan, kehilangan orang terdekat, atau pengabaian, dapat meningkatkan risiko mengalami anxiety di kemudian hari.
  3. Tekanan Psikologis: Tekanan dari pekerjaan, sekolah, atau kehidupan pribadi dapat memicu atau memperburuk gejala anxiety.
  4. Ketidakseimbangan Kimia Otak: Beberapa penelitian menunjukkan bahwa ketidakseimbangan neurotransmitter, seperti serotonin dan dopamin, bisa menjadi salah satu penyebab anxiety.
  5. Penyakit Fisik: Beberapa kondisi medis, seperti penyakit jantung, diabetes, atau gangguan tiroid, dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami gangguan kecemasan.

Cara Mengatasi Anxiety

Mengelola anxiety bisa dilakukan dengan berbagai metode, baik melalui perawatan profesional maupun perubahan gaya hidup.

Berikut adalah beberapa cara efektif untuk mengatasi gangguan kecemasan:

  1. Terapi Kognitif Perilaku (Cognitive Behavioral Therapy/CBT): Terapi ini bertujuan untuk mengubah pola pikir negatif yang mendasari kecemasan menjadi lebih realistis dan positif.
  2. Pengobatan Medis: Dokter mungkin meresepkan obat seperti antidepresan atau obat penenang untuk membantu mengendalikan gejala anxiety.
  3. Latihan Pernapasan dan Relaksasi: Teknik pernapasan dalam dan relaksasi otot dapat membantu meredakan gejala fisik anxiety, seperti detak jantung yang cepat dan sesak napas.
  4. Olahraga Rutin: Aktivitas fisik terbukti dapat meningkatkan mood dan mengurangi kecemasan dengan meningkatkan produksi hormon endorfin di otak.
  5. Hindari Kafein dan Alkohol: Kafein dan alkohol dapat memperburuk gejala kecemasan, sehingga sebaiknya dihindari oleh mereka yang rentan mengalami kecemasan.
  6. Mindfulness dan Meditasi: Melatih kesadaran diri dan meditasi bisa membantu menenangkan pikiran dan mengurangi stres.

Kapan Harus Mencari Bantuan Profesional?

Jika gejala anxiety berlangsung dalam waktu lama dan semakin mengganggu kehidupan sehari-hari, penting untuk segera mencari bantuan dari tenaga kesehatan profesional. Psikolog atau psikiater dapat melakukan evaluasi menyeluruh dan memberikan perawatan yang tepat, baik berupa terapi, obat-obatan, atau kombinasi keduanya.

Author

  • Bryan Jonathan

    With an interest for music education and mental health, I leverage my background in psychology and skills related to develop businesses, encompassing social media management, recruitment, and program development. My academic journey as an undergraduate majoring in Psychology, combined with leadership experience gained through student organizations, has equipped me with an understanding of people management and the ability to create collaborative environment. Driven, inquisitive, and resourceful, I thrive in both individual and collaborative settings. Building meaningful connections and a culture of support is paramount to my approach. Beyond my professional pursuits, I'm driven by a desire to make a positive impact. Whether through volunteering or personal initiatives, I find fulfillment in helping others reach their full potential. I'd love to connect and explore how we can collaborate to bring the joy of to more lives!

    View all posts