Pahami Gaslighting, Dampak dan Ciri-cirinya

Home » Pahami Gaslighting, Dampak dan Ciri-cirinya

Ditinjau oleh Marlyna Candra W., S.Psi. 25 September 2024

Gaslighting adalah salah satu bentuk manipulasi psikologis yang sering kali sulit dikenali karena bersifat halus dan berbahaya. Istilah ini berasal dari drama panggung berjudul Gas Light (1938), yang kemudian diadaptasi menjadi film di mana seorang suami mencoba membuat istrinya meragukan realitas dan kewarasannya sendiri.

Dalam konteks modern, gaslighting adalah teknik di mana seseorang mencoba membuat orang lain meragukan persepsi, ingatan, atau pemahamannya terhadap suatu situasi.

Apa Itu Gaslighting?

Gaslighting adalah bentuk manipulasi yang dilakukan secara sistematis oleh pelaku untuk menanamkan rasa tidak percaya diri pada korban, sehingga korban meragukan kenyataan yang dialaminya. Taktik ini dapat diterapkan dalam berbagai hubungan, baik di lingkungan keluarga, hubungan romantis, pertemanan, bahkan di tempat kerja.

Korban gaslighting sering kali merasa bingung, tidak yakin akan ingatannya, dan akhirnya bergantung pada pelaku untuk mencari “kebenaran”. Bentuk manipulasi ini sangat berbahaya karena bertujuan untuk mengontrol dan mendominasi korban dengan cara merusak rasa percaya diri serta integritas mentalnya.

Ciri-ciri Gaslighting

Gaslighting sering kali tidak langsung terlihat dan bisa berlangsung selama bertahun-tahun sebelum korban menyadarinya. Berikut adalah beberapa ciri-ciri umum dari gaslighting yang harus dikenali:

  1. Meremehkan Perasaan Korban
    Pelaku gaslighting sering kali mengatakan bahwa perasaan atau reaksi korban berlebihan atau tidak valid. Mereka akan mengatakan hal-hal seperti “Kamu terlalu sensitif” atau “Kamu bereaksi berlebihan”, yang membuat korban mulai meragukan perasaan mereka sendiri.
  2. Membuat Korban Meragukan Kenyataan
    Pelaku sering kali memutarbalikkan fakta atau menolak kebenaran yang jelas. Mereka mungkin mengatakan sesuatu yang berbeda dari kejadian sebenarnya atau bahkan membantah kejadian yang pernah terjadi.
  3. Mengisolasi Korban
    Pelaku gaslighting sering mencoba mengisolasi korban dari teman-teman atau keluarga dengan mengadu domba mereka atau membuat korban merasa bahwa orang-orang di sekitarnya tidak dapat dipercaya.
  4. Mengalihkan Fokus
    Saat korban mencoba mengkonfrontasi pelaku mengenai perilaku manipulatifnya, pelaku akan mengalihkan perhatian dari topik utama dengan cara-cara yang membuat korban bingung, seperti mengubah percakapan menjadi serangan terhadap korban atau mempermasalahkan hal-hal kecil.

Dampak Gaslighting Terhadap Korban

Gaslighting dapat memiliki dampak yang sangat serius pada korban, terutama dalam jangka panjang. Manipulasi yang terus-menerus ini dapat menyebabkan korban mengalami kerusakan emosional, kehilangan rasa percaya diri, dan bahkan depresi. Berikut adalah beberapa dampak gaslighting yang umum dialami oleh korban:

  1. Rasa Ketidakpastian dan Kebingungan
    Salah satu dampak terbesar dari gaslighting adalah perasaan ketidakpastian yang mendalam terhadap diri sendiri dan realitas. Korban mungkin mulai meragukan ingatan mereka, kemampuan mereka untuk membuat keputusan, dan bahkan kewarasan mereka sendiri.
  2. Kehilangan Kepercayaan Diri
    Pelaku gaslighting secara bertahap merusak rasa percaya diri korban dengan membuatnya merasa bahwa mereka selalu salah atau tidak mampu memahami situasi dengan benar. Akibatnya, korban bisa menjadi sangat bergantung pada pelaku untuk mendapatkan validasi atau “kebenaran”.
  3. Kecemasan dan Depresi
    Karena terus-menerus diragukan dan dipertanyakan, korban gaslighting sering kali mengalami tingkat kecemasan yang tinggi dan merasa terjebak dalam situasi yang tidak dapat mereka kendalikan. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menyebabkan depresi.

Mengapa Gaslighting Sulit Dikenali?

Gaslighting adalah bentuk manipulasi yang sangat halus dan sering kali berlangsung secara perlahan-lahan. Pelaku tidak langsung menampakkan diri sebagai seseorang yang jahat atau manipulatif. Sebaliknya, mereka sering kali tampil sebagai orang yang peduli dan perhatian, membuat korban lebih sulit menyadari bahwa mereka sedang dimanipulasi.

Selain itu, gaslighting sering terjadi dalam hubungan yang sangat dekat, seperti hubungan romantis atau keluarga. Karena adanya ikatan emosional yang kuat, korban mungkin enggan atau tidak mampu melihat bahwa mereka sedang dimanipulasi oleh orang yang seharusnya mereka percayai.

Cara Menghadapi Gaslighting

Jika Anda merasa sedang menjadi korban gaslighting, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk melindungi diri dan menghentikan siklus manipulasi ini:

  1. Percaya Pada Diri Sendiri
    Langkah pertama dalam menghadapi gaslighting adalah mempercayai diri sendiri dan realitas yang Anda alami. Jangan biarkan pelaku membuat Anda meragukan ingatan atau perasaan Anda. Tulis catatan atau buat jurnal tentang kejadian yang Anda alami untuk menjaga catatan objektif tentang kenyataan.
  2. Bicarakan dengan Orang yang Dipercaya
    Mendapatkan perspektif dari orang lain yang tidak terlibat langsung dalam situasi tersebut bisa sangat membantu. Teman, keluarga, atau terapis dapat membantu Anda mengenali pola gaslighting dan memberi dukungan yang Anda butuhkan.
  3. Tegas Menghadapi Pelaku
    Jangan ragu untuk menyatakan bahwa perilaku pelaku tidak dapat diterima. Meskipun ini bisa sulit, terutama jika Anda memiliki hubungan yang kuat dengan pelaku, penting untuk menetapkan batasan yang jelas untuk melindungi diri Anda.
  4. Carilah Bantuan Profesional
    Jika gaslighting sudah berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bantuan dari profesional seperti psikolog atau terapis bisa sangat membantu. Mereka dapat membantu Anda memulihkan rasa percaya diri dan memberi Anda alat untuk menghadapi manipulasi di masa depan.

Kesimpulan

Gaslighting adalah bentuk manipulasi psikologis yang dapat merusak secara mendalam, baik secara emosional maupun mental. Penting untuk mengenali tanda-tanda gaslighting sejak dini dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri dari manipulasi ini.

Dengan memahami apa itu gaslighting, kita dapat lebih waspada terhadap perilaku yang merugikan dan melindungi diri serta orang-orang di sekitar kita dari efek merusaknya.

Author

  • Bryan Jonathan

    With an interest for music education and mental health, I leverage my background in psychology and skills related to develop businesses, encompassing social media management, recruitment, and program development. My academic journey as an undergraduate majoring in Psychology, combined with leadership experience gained through student organizations, has equipped me with an understanding of people management and the ability to create collaborative environment. Driven, inquisitive, and resourceful, I thrive in both individual and collaborative settings. Building meaningful connections and a culture of support is paramount to my approach. Beyond my professional pursuits, I’m driven by a desire to make a positive impact. Whether through volunteering or personal initiatives, I find fulfillment in helping others reach their full potential. I’d love to connect and explore how we can collaborate to bring the joy of to more lives!

    View all posts